• Tue. Jul 29th, 2025

BIMBINGAN TEKNIS KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan terus mendorong transformasi pendidikan dengan memperkenalkan koding dan kecerdasan artifisial (AI) sebagai bagian penting dari kurikulum masa depan. Inisiatif ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, berpikir komputasional, dan literasi digital.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui bidang Pembinaan Ketenagaan mengadakan Bimtek Koding dan Kecerdasan Artifisial Jenjang Pendidikan Dasar SD dan SMP se Kecamatan Sungai Babuat yang diadaka di SMPN 1 Tumbang Bantian. dari tanggal 21 s/d 22 juli 2025.

Kegiatan Dibuka oleh Kabid Bidang Pembinaan Ketenagaan; Elmorita Herlina,SP., M.AP. Laporan Panitia Pelaksana oleh Kasi PTK Pendidikan Dasar; Christian Languyu, A. Md, Moderator kegiatan Analis Kebijakan; Nuhing M. Rahau, S.Pd dan dihadiri Staf Pelaksana Bidanga Pembinaan Ketenagaan dengan Nara Sumber ; 1. Riak Samudra Sanjaya, S.Kom. 2. Irfan Ansari,S.Pd.

Penutupan Kegiatan pada hari selasa tanggal 22 juli oleh Korwil Kec. Sungai Babuat; Sumandi, S.Pd

Tujuan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial :

Pembelajaran Koding dan KA dirancang untuk memberikan dampak positif kepada peserta didik, seperti kemampuan berpikir logis dan analitis.

Kemampuan berpikir logis dan analitis diharapkan tidak hanya menumbuhkan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan dan kesiapan dalam pemanfaatan Teknologi, juga mengembangkan pemahaman mendalam mengenai tanggung jawab etis.

Apa Itu Coding dan AI dalam Pendidikan?

Coding adalah proses menulis instruksi atau perintah dalam bahasa pemrograman untuk membuat sistem bekerja secara otomatis. Sementara itu, kecerdasan artifisial (AI) adalah kemampuan mesin atau sistem untuk meniru cara berpikir dan belajar manusia. Dalam konteks pembelajaran, keduanya digunakan untuk mengembangkan kreativitas, logika, dan kemampuan menyelesaikan masalah peserta didik.

Menurut Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan AI, konsep ini mendorong lahirnya kompetensi baru, seperti:

  • Berpikir Komputasional,
  • Etika dalam Teknologi,
  • Desain Sistem AI, dan
  • Pemanfaatan AI untuk menyelesaikan persoalan nyata

Strategi Pembelajaran dan Implementasi

Pembelajaran koding dan AI dapat dilakukan secara fleksibel: intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Metode pembelajarannya pun beragam, mulai dari pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), proyek, simulasi, hingga gamifikasi (pembelajaran berbasis permainan).

Di tingkat sekolah dasar, pendekatan unplugged coding memungkinkan peserta didik memahami logika pemrograman tanpa perangkat elektronik. Sedangkan di jenjang SMP dan SMA, pendekatan plugged learning dan internet-based learning dimanfaatkan untuk eksplorasi AI seperti klasifikasi gambar dan pengenalan suara.

Tantangan dan Dukungan Pemerintah

Meskipun inisiatif ini menjanjikan banyak manfaat, tantangan besar masih dihadapi, mulai dari keterbatasan infrastruktur digital di sekolah, kesenjangan kompetensi guru, hingga potensi risiko etika penggunaan teknologi. Untuk itu, Kemendikbudristek telah menyiapkan berbagai strategi, seperti pelatihan guru melalui bimtek dan kemitraan dengan komunitas teknologi.

Pemerintah juga menyiapkan buku teks resmi KKA serta mendorong satuan pendidikan menjalin kerja sama dengan lembaga riset dan swasta guna memperkuat ekosistem AI di sekolah.

Dengan mengenalkan coding dan AI ke dalam dunia pendidikan, Indonesia menapaki langkah strategis untuk mencetak generasi yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tapi juga menciptakannya secara etis dan bertanggung jawab. Ini adalah langkah penting menuju generasi merdeka digital yang mampu bersaing di era revolusi industri 5.0.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *